Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Bicara
"Before you speak, let your words pass through three gates :
Is it true?
Is it necessary?
Is it kind?"
(Rumi)
Secara tidak sengaja, aku menemukan kutipan di atas melalui explore Instagramku beberapa saat lalu. Semenjak membaca kutipan itu aku menyadari suatu hal, bahwa sebelum mengatakan sesuatu tidak hanya kejujuran yang penting namun ada pula pertimbangan lain yang lebih bijaksana.
Dulu, aku pernah kesal dengan salah seorang kenalanku. Dia memiliki prinsip bahwa apa yang dia rasakan akan langsung dia ungkapkan secara langsung. Sebenarnya kalau dipikir ya itu bisa menjadi hal yang baik kan, dia tidak berpura-pura dan yang dikatakan adalah kejujuran, lalu masalahnya apa? Seringkali perkataannya yang terlalu jujur dan secara langsung bisa membuat orang menjadi tidak nyaman, sakit hati maupun tersinggung terutama bagi orang-orang dengan karakter tertentu yang lebih perasa. Saat itu aku merasa, mungkin letak kesalahannya ada di diriku, toh yang dia katakan benar apa yang dia rasakan, jadi aku merasa tidak berhak marah.
Di tulisan sebelumnya mengenai Pengenalan Emosi, juga ada pernyataan yang mungkin relate dengan situasi ini. Kita harus bisa jujur terhadap apa yang kita rasakan, menerima emosi apa pun yang muncul dan mengakuinya tanpa menghakimi apalagi menguburnya. Akan tetapi sebagai manusia yang memiliki hubungan dengan sesama manusia lain, rasanya tidak ada peraturan maupun konsep yang baku. Terkadang kita harus memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu demi menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Sebagai seseorang yang tidak ingin disakiti atau mendapat trauma dan perasaan tidak menyenangkan dari orang lain, bukankah kita juga harus memperlakukan orang lain seperti itu? Kita bisa saja hanya mengutamakan diri sendiri, dan memang harus. Akan tetapi seseorang pernah berkata, "Setiap individu yang memiliki luka atau trauma dapat diibaratkan seperti karet yang terpelintir. Semakin banyak luka-luka baru makan ikatannya semakin kuat dan sulit dilepas. Untuk membukanya kita harus melalui proses panjang 'memelintir' kembali ke arah sebaliknya dan tentu itu proses yang tidak selalu nyaman. Maka dari itu, meskipun kita bisa saja mengatakan apa yang kita mau, tapi sebaiknya berbijaksanalah agar tidak menciptakan 'karet' di orang lain".
Lalu dimana titik temunya? Bagaimana kita bisa tetap jujur terhadap diri sendiri, tapi juga menjaga perasaan orang lain? Menurut saya kutipan di awal tulisan tadi cukup dapat membantu. Sebelum mengatakan apa pun, sekalipun itu kebenaran kita dapat bertanya pada diri sendiri sebelum bicara. Kita akan ambil contoh kejadian di awal tadi, tentang seorang teman yang selalu blak-blakan,
Is it true?
Sebelum bicara, pastikan hal yang akan kita katakan adalah sebuah kebenaran atau kejujuran. Apakah benar hal itu yang kita rasakan? Apakah kenyataannya memang seperti itu?
"bener kok, setiap aku ketemu dia tuh dia belum berubah selalu kayak gini dan aku gak suka sama sifat itu"
Setelah memeriksa bahwa apa yang akan kita bicarakan memang sebuah kebenaran, tanyakan lagi pertanyaan berikutnya.
Is it necessary?
Selain kebenaran, ternyata kita harus telaah lagi apa sih urgensinya, apa perlunya saya menyampaikan ini? Apakah ini penting dan perlu untuk diketahui orang tersebut?
"ya penting dong, kalo aku ga ungkapin dia ga tau kan kalo aku ga suka. Lagian hak ku juga untuk bicara apa saja, dan penting bagi dia supaya sadar"
Okay, jika pertanyaan kedua sudah terjawab kita lanjut ke pertanyaan terakhir..
Is it kind?
Kira-kira jika kita sampaikan itu akan menyinggung dia gak ya? Apakah yang ingin kita katakan benar-benar baik untuk kita dan kebaikan teman kita ini atau hanya ego belaka. Dari tadi kita terus menyebut "aku" "karena aku" "aku mau".. Coba kita periksa lagi niat sesungguhnya dan apakah ini hal yang baik untuk dikatakan?
Jika iya, silahkan lanjutkan dan sampaikan. Jika tidak, lebih baik kita simpan atau jika memang sangat ingin mengungkapkan mungkin bisa mulai menulis jurnal harian?
Tentu saja ini bukan sesederhana kelihatannya😂 berkali-kali saya dilema ketika hendak menyampaikan sesuatu. Seringnya ego saya bermain, saya harus benar-benar sadar dan mengenali perasaan saya dulu sebelum dapat memutuskan. Bahkan mungkin sering juga pada akhirnya saya mengatakan sesuatu yang hanya saya sesali. Tapi setidaknya kita mencoba untuk menjadi orang yang lebih baik❤️ bukan untuk terlihat baik di mata orang lain, tapi menjadi lebih baik untuk diri kita sendiri, lebih baik dari diri kita di hari kemarin. Semoga saja tulisan ini bisa menjadi pengingat, untuk diriku dan mungkin orang lain yang membacanya nanti.
Komentar
Posting Komentar