2020, akun instagram baru untuk memulai cerita yang baru
Di "hampir" penghujung tahun 2020 ini, aku memutuskan membuat akun baru di Instagram.
Sekilas, mungkin ga ada yang aneh ya. Kayaknya rata-rata orang saat ini, yang aku kenal (which means kisaran usia 17-25 tahun) memiliki second account di Instagram. Motivasinya beragam sih, ada yang jadiin akun satunya buat follow akun-akun olshop, gosip, atau artis idola. Buat ngestalk, bahkan buat "menyaring" followersnya. Supaya cuma diikutin sama temen yang bener-bener deket aja.
Ya lain cerita dengan orang lain, aku juga punya alasan tersendiri untuk bikin akun Instagram yang baru. Jadi, belum lama ini.. Tentu saja di masa-masa pandemi yang membuat aku harus stay di rumah, intensitas main sosmed dan gadget rasanya meningkat. Soalnya, kalau sebelumnya masih ada selingan ngobrol sama temen, dan kegiatan lain yang jauhin dari HP, selama dirumah aja kan ya mau gak mau kontak sama temen aja via HP. Nah, kebiasaan baru ini lah, yang juga akhirnya bikin aku nemu banyak akun dengan konten yang menarik dan bermanfaat. Salah satunya akun @pishiyoga. Lewat akun inilah aku akhirnya lebih kenal tentang meditasi, bahkan mulai mempraktikannya. Dan cukup merasakan manfaatnya.
Selain itu, tentu banyak akun lain, terutama yang ga jauh dari interestku saat ini, yaitu dunia pertanamanan hehe. Lama kelamaan, aku mulai tau akun apa aja yang aku suka kontennya. Apalagi, kak Pishi waktu itu sempet kasih challenge buat puasa sosmed 7 hari! Wah, beneran kerasa sih kalo sosmed tuh juga berperan besar dalam memunculkan overthinking, kecemasan, kekhawatiran, bahkan kejulidan yang tidak perlu hahaha.
Nah, berawal dari challenge itu, aku mulai merasa.. Apa aku harus stop main sosmed aja ya hmm. Tapi, setelah dipikir lagi, aku bisa nemu tentang meditasi dll juga salah satunya berkat sosmed. So, sosmed tuh ga seburuk itu, kitanya yang perlu memilah mana yang mau kita ikutin dan lihat. Dan tentu aja itu ga mudah. Apalagi, di akun utama (akun dengan nama asli, dan pertama dibuat) seringkali kita follo-followan sama orang yang sebatas kita "kenal" aja. Mungkin bisa dibilang, IG tuh juga berfungsi sebagai phone book masa kini ga sih hehe. Banyak teman yang aku kurang akrab, tapi masih mau berhubungan, kayak temen lama waktu SD dll yang aku gak punya nomornya, tapi follow di IG supaya suatu saat bisa berkabar. Tapi, masalahnya karena itu juga sulit buat memilah pertemanan di IG, apalagi itu akun udah lama, banyak follow olshop dan lain-lain, pokoknya butuh effort sih untuk "bersihin" akunnya.
Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, misal ga semua temenku kan suka tanaman atau hal-hal yang jadi hobiku. Selain itu juga karena IG pribadiku ku private, rasanya jadi sulit dapet temen baru yang sefrekuensi, tapi kalau ga di private, aku merasa kurang nyaman aja karena di akun itu mungkin aku kadang nampilin data pribadi. Dan setelah diskusi dengan partnerku, yaudah deh aku mutusin buat bikin akun baru. Tepatnya 1 Oktober 2020.
Bagiku, akun baru ini jadi satu langkah penting yang kuambil sih. Karena, aku merasa benar-benar "merdeka", membagikan apa yang aku mau dan suka, tanpa harus mikirin bisa nyenengin orang lain atau engga. Sampai saat ini sih followersnya baru dua, tapi justru itu menyenangkan banget. Aku bisa murni share dan merasa tetap happy, meskipun ga ada yang lihat atau like. Juga bisa jadi media latihan sih, latihan untuk pilih apa yang bisa di share ke publik dan engga, bener-bener mikirin konten tanpa intention apapun untuk orang lain lah intinya. Syukur kalau nantinya apa yang aku share bisa berguna untuk orang lain :')
Ohiya, aku juga ga langsung follow akun yang berhubungan dengan hobiku di akun baru ini. Aku mulai dengan perlahan, bener-bener aku rasain apa yang aku butuh dan mau ku lihat. Satu persatu akun yang pernah kuikutin, yang bener-bener kurasa memberi value, mulai ku unfollow di akun lama dan ku follow di akun yang baru.
Karena aku percaya, "we are what we eat". Bukan hanya tentang makanan yang kita konsumsi, tapi juga informasi. Apa yang kkta lihat, dengar dan rasakan setiap harinya itulah yang membentuk kita. Jadi penting rasanya, untuk memilah dengan benar, terutama karena aku ingin menjadi orang yang lebih baik lagi❤️ semoga dengan ikhtiar ini, aku akan bertemu dengan orang-orang yang sefrekuensi dan saling memberikan energi positif.
@Inahana_monogatari
Komentar
Posting Komentar